Selama ini apa yang diungkapkan oleh kalangan netters seputar acara Termehek-mehek yang ditayangkan oleh stasion Trans TV merupakan sebuah acara Realty Show yang palsu, dianggap tidak sepenuhnya benar oleh penikmat acara itu. Belakangan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga sudah mengamini kenyataan tersebut, bahwa acara Termehek-mehek ternyata hanya acara palsu yang tidak nyata.
Program televisi Termehek-mehek membohongi penonton, karena tidak seluruh tayangan berdasarkan realitas, kata Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Fetty Fajriati Misbach. "Mereka bilang itu reality show, padahal bukan. Itu membohongi masyarakat," ungkapnya seperti yang dikutip dari situs antara.co.id, Kamis (11/06). Menurut dia, tayangan Termehek-mehek tidak sepenuhnya kisah nyata, karena telah dibumbui. Dia mengatakan, seharusnya, tim program Termehek-mehek jujur dengan menyebut Termehek-mehek sebagai drama reality, bukan reality show. Selain itu, pemberitahuan di akhir acara yang kira-kira berbunyi, "Tayangan ini telah mendapatkan persetujuan semua pihak yang terlibat," juga bukti pembohongan, kata Fetty. "Dengan tulisan itu, seolah-olah ini tayangan nyata," kata dia. Di tempat yang sama, perwakilan Trans Coorporation Panca mengakui Termehek-mehek tidak murni kisah nyata, melainkan drama reality. "Dari awal, kita maunya drama reality, tapi AC Nielsen tidak memiliki genre itu," kata dia. Ia menduga pengkotakkan reality show untuk Termehek-mehek akan menjadi masalah. Sementara itu, Wakil Ketua KPI Daerah Kepulauan Riau Aulia Indriaty mengatakan perbedaan antara reality show dengan drama reality pada fakta. "Reality show masuk dalam tayangan non fiksi. Sedangkan drama reality masuk pada fiksi," kata dia .
Pada
0 comments:
Post a Comment